Selasa, 28 Januari 2014



1. TELUK KILUAN

teluk Kiluan memang belum seterkenal Teluk Lampung atau Teluk Semangka yang sama-sama terletak di Provinsi Lampung. Teluk ini bahkan jarang tercantum di peta. Padahal, jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 80 kilometer dari Bandar Lampung atau sekitar 60 kilometer dari Kota Agung, ibu kota Kabupaten Tanggamus.

Agak sulit untuk mencapai Teluk Kiluan. Apabila ingin menggunakan mobil pribadi, kendaraan terpaksa parkir di Desa Bawang, Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan. Dari sana, perjalanan diteruskan dengan ojek. Tarif ojek dari Desa Bawang hingga ke Teluk Kiluan sebesar Rp 30.000. Padahal, jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 kilometer.


Rupanya, kondisi geografis yang sulit membuat tukang ojek memasang tarif tinggi. Untuk menuju Teluk Kiluan, motor itu harus mendaki Gunung Tanggang (1.162 meter). Jalan berupa tanah itu sangat sempit dan licin di waktu hujan.

Apabila enggan memompa adrenalin lewat jalan darat, Teluk Kiluan dapat dicapai lewat laut. Dari Teluk Betung, Bandar Lampung, teluk ini dapat dicapai dalam waktu tiga jam.

Tidak hanya kedamaian yang didapat dari mengunjungi teluk ini. Laut yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia itu juga kaya akan berbagai jenis biota laut seperti ikan, terumbu karang, dan berbagai jenis organisme lainnya. Salah satu yang khas di Teluk Kiluan adalah atraksi lumba-lumba di laut lepas.

Setidaknya ada dua spesies lumba-lumba di Teluk Kiluan. Spesies pertama, yang berbadan lebih besar dengan tubuh berwarna abu-abu dan sedikit pemalu, adalah Lumba-lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus). Lumba-lumba yang lain adalah Lumba-lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris), yang bertubuh lebih kecil dan senang melompat.

Kedua jenis lumba-lumba itu cukup akrab dengan manusia. Lumba-lumba senang mendekati perahu atau kapal yang tengah melintas di laut. Dari jauh, tampak sirip mereka, mirip antena kapal selam yang semakin lama semakin mendekat.

Setelah dekat, lumba-lumba pun berloncatan, bergantian menyelam, timbul tenggelam, hampir tidak ada jarak dengan perahu. Mereka seolah berlomba menunjukkan diri kepada manusia dan mudah disentuh. Lumba-lumba itu tampak sangat menggemaskan, ingin rasanya memeluk dan menciumi mereka. ”Rasanya ingin menarik satu dari laut dan menciumnya,” ujar Martin, seorang pengurus Yayasan Ekowisata Cinta Kepada Alam (Cikal) yang berperahu ke tengah laut untuk melihat lumba-lumba.


. BATU TEGI 

 dibangun pada sungai sekampung ± 65 Km sebelah hulu bendung Argoguruh atau ± 90 sebelah Barat Daya Kota Bandar Lampung. Sumber Dana untuk pelaksanaan pembangunan waduk Batutegi berasal dari dana APBN dan LOAN OECF. Pelaksanaan proyek terdiri dari : Study Kelayakan pada tahun 1978,Detail Desain diselesaikan pada tahun 1983. Pekerjaan Riview design dan supervisi Pelaksanaan dimulai bulan pebruari 1994 dan pelaksanaan pekerjaan terowongan dimulai Tahun 1995. Pelaksanaan pekerjaan Bendungan dimulai pada tahun 1996 dan selesai tahun 2000.
Bendungan ini tepatnya berada di kabpaten Tanggamus, Lampung, sekitar 4 jam perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni.
Bagi anda yang belum pernah kesana perlu dicoba sekali kali untuk berkunjung ke wisata bendungan tersebut. Dijamin anda akan ditakjubkan dengan pemandangan alam sekitar dan kawasan yang begitu sejuk dan nikmat untuk dinikmati.
Demikian sekilas tentang Bendungan Batu Tegi Lampung semoga bisa menjadi referensi liburan anda sekeluarga. 


0 komentar:

Posting Komentar